Keterbatasan jumlah sensor kualitas udara menyebabkan penyajian informasi Indeks Kualitas Udara tidak optimal. Pada prinsipnya pemasangan sensor Indeks Kualitas Udara dapat memberikan masukan dalam kebijakan pengendalian dan pengawasan kualitas udara pada suatu wilayah. Namun, beberapa tempat yang berpotensial menjadi wisata lokal atau tempat berkumpul seperti pada sekitar daerah perlintasan kereta api tidak terpasang sensor kualitas udara. Kecepatan angin pada saatkereta api melintas dapat menyebabkan debu berhamburan. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait kualitas udara di sekitar perlintas kerata api. Maka pada penelitian ini diajukan usulan melakukan analisis dan pemantauan kualitas udara di sekitar perlintasan kereta api di wilayahDaerah Istimewa Yogyakarta berbasis Internet of Things. Dalam penelitian ini sensor yang terpasang difungsikan untuk memantau kualitas udara pada 3 lokasi yang memiliki karakteristik berbeda-beda sehingga data yang dihasilkan juga berbeda-beda. Berdasarkan sensor PM25 kualitas udara berkategori Baik 50% dan Sedang 50%, sedangkan sensor PM10 berkategori Baik 80% dan Sedang 30%. Sensor Internet of Thingsyang dibangun pada penelitian ini masih belum teintegrasi pencatatannya antara kecepatan angin dan kualitas udara.
Kata kunci: Indeks Kualitas Udara, Sensor, Perlintasan Kereta Api, Internet of Things
Penulis:
- Evy Kusumaningrum
- Heru Bagus Hermawan
- Sumarsono
- Dedy Hariyadi